Tentang Rani
'Rindu itu menyempitkan ruang hati, saat hanya berujung menjadi sebuah mimpi'. Hari itu hujan turun dengan lebatnya, menyisakan genangan air yang pasang. Membuat mahluk hidup enggan berjalan. Tak sedikit dari mereka memilih meringkuk dalam hangatnya pergumulan alam bawah sadar. Rani, wanita manis yang kini hanya menatap tetesan langit melaju menuju permukaan bumi. Matanya sayu, tubuhnya bergetar. Menggenggam jemari tangannya, menopangkan dahu pada kedua lutut yang sedari tadi menghangat diantara debaran dada. "Maaf, aku hanya merindukanmu. Tak bermaksud lebih". Rani menggumam. Masih jelas dalam pelupuk matanya kejadian beberapa hari yang lalu. "Aku bisa apa? Jika yang terjadi demikian". Lagi lagi air matanya tak dapat dibendung. Wanita memang tak selamanya memiliki kepekaan, dan tak selamanya menuntut untuk dimengerti. --- "Harusnya kamu tau Ran. Ga segampang itu." "Tapi aku percaya!" "